Alangkah sebak dada ini menahan pilu
Sang anak watan yang mengiring
Menjadi barua si penjajah
Hingga kini masih berterusan
Mana ada merdeka tanpa darah anak watan tumpah menyuburkan pertiwi
Jika merdeka tanpa darah menyirami pertiwi
Maka pasti negara cuma boneka sang koloni
Untung anak bangsa aku kini berilmu
Tahu mana yang benar mana yang dusta
Tapi mana keberanian kalian?
Kalian hanya diam membisu bagaikan patung tugu itu
Aku bukan mengajar kalian derhaka pada ibu pertiwi
Aku bukan meminta kalian derhaka pada sang Raja yang asal
Aku cuma meminta kalian sedar negara kita bukanlah boneka
Diperkotak-katik oleh orang luar
Tanah ini bukan untuk mengisi orang asing yang terdampar
Manakan jadi kuih andai dicemari bahan asing yang tidak ketahui asalnya..
Aku hanyalah sang penulis
Bukan lagi pejuang sebenar yang berjuang di baris hadapan
Tapi aku mampu ke sana
Andai kalian yang ada bersama aku
Jangan biar Gaddafi menguasai tanah ini selamanya
Jika kau biar, anak cucunya masih ada
Hilang tumbuh patah bergantilah Gaddafi baharu
Maaflah anak bangsa aku
Aku tak percaya pada pilihan pangkah dan tolak dalam kerajaan
Yang aku percaya pentadbir yang mampu memberi sama rata dalam kekayaan negara
Yang tiada tolak ansur dalam hak anak bumi ini daripada kata-kata orang luar
Ingin aku bertanya
Jika ada orang berkata anakmu jalang
Marahkah kalian padanya?
Tapi mengapa bila perkara sama terjadi
Pentadbir kita menyepi diri?
Mana dia rakyat didahulukan?
Mana dia Islam yang kononnya urbanisasi?
Mana dia Wawasan menuju kejayaan?
Andai inflasi dan korupsi berleluasa
Andai krisis ekonomi kita tak termampu solusinya?
Wahai anak bangsaku
Kau pilih berjuang secara merdeka
Atau berjuang secara berkala!
No comments:
Post a Comment